TUKANG PERIUK DAN TANAH LIAT
Seperti tukang periuk membentuk tanah liat yang kotor dan tidak sempurna, demikian juga Tuhan membentuk hidup manusia. Tanah liat harus ditekan, dipelintir, dan dibakar agar menjadi bejana yang berguna. Proses ini menggambarkan pembentukan karakter melalui ujian dan penderitaan. Ketika hidup terasa menyakitkan, kita sering bertanya, “Tuhan, kenapa ini terjadi?” Namun Tuhan berkata, “Aku tahu rencanaKu untukmu. Ia sedang membentuk kita dari dalam ke luar bukan hanya memperbaiki tampilan luar, tapi memulihkan hati dan jiwa. Bahkan ketika hidup kita hancur atau “kering secara rohani,” Tuhan tidak menyerah.
Ia mengangkat hidup yang pecah, memulihkannya, dan memakainya kembali untuk tujuan-Nya. Akhirnya, Tuhan memakai orang yang pernah hancur untuk menolong dan menyembuhkan orang lain yang juga terluka.
RUMAH TUKANG PERIUK
Persekutuan ini mengajarkan kebenaran Firman Tuhan secara murni, mendorong pertobatan sejati, dan memulihkan manusia kepada rencana Tuhan yang semula. Tempat di mana setiap orang: Mengenal kebenaran Firman Tuhan yang murni, bukan yang disesuaikan dengan dunia. Mengalami pertobatan sejati, bukan sekadar perubahan perilaku. Dibentuk kembali menjadi pribadi sesuai rancangan Allah sejak semula.
Kami menyadari satu hal yang nyata dimana respon setiap orang berbeda-beda di dalam proses pembentukan. Ada yang keluar di tengah jalan dan memilih berhenti. Ada juga yang masih belum menyerahkan diri sepenuhnya, masih berusaha memegang kendali atas hidupnya sendiri. Tapi ada pula yang tetap setia dalam proses, walaupun mungkin tidak selalu kuat, tapi terus mau dibentuk.
Di Rumah Pembentukan Hidup, kami menghargai setiap tahap perjalanan itu. Tuhan tidak mencari kesempurnaan manusia, Tuhan mencari kerelaan untuk dibentuk. Kami percaya selama seseorang masih mau diproses, Tuhan masih bekerja dan selama Tuhan bekerja, hidup tidak akan pernah sia-sia.